Pelajaran dari Hengkangnya Mazda

Pelajaran dari Hengkangnya Mazda

Berita otomotif yang menjadi trend di 2016, di mana salah satu produsen mobil Jepang yakni Mazda memutuskan untuk hengkang dari pasar otomotif di Indonesia. Melihat keputusan tersebut dan besarnya brand Mazda, tentu semua orang tidak akan menyangka Mazda akhirnya hengkang dari Indonesia. Sama halnya sulitnya mempercayai Ford yang lebih dulu keluar dari pasar Indonesia.

Ada apa dengan raksasa produsen mobil tersebut?

Jika dilihat dari track record dua perusahaan ini, tentu saja sangat mungkin bagi mereka untuk berjaya di Indonesia. Pasar Eropa sudah ditaklukkan. Tentu dengan strategi yang tidak begitu berbeda mereka bisa menaklukkan pangsa pasar otomotif Indonesia.

Ini pula yang bisa diprediksi dengan mudah oleh siapapun. Sayangnya, kenyataan berkata lain. Ford dan Mazda hengkang dari Indonesia. Dari kenyataan ini, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil, setidaknya oleh manufaktur yang lain dari hengkangnya Mazda dari Indonesia. Meskipun demikian, Mazda masih menjual produknya di Indonesia melalui distributor resmi yaitu PT Eurokars Motor Indonesia (EMI).

Kurang Memahami Selera Pasar Indonesia

Paling mudah menebak selera masyarakat Indonesia tentang kebutuhan kendaraan. Kebanyakan orang Indonesia suka dengan mobil keluarga. Hal ini bisa dilihat semakin naiknya penjualan mobil keluarga di Indonesia.

Sayangnya, Mazda tidak mengangkap selera yang lain, yaitu kebutuhan akan kendaraan yang murah dan irit. Kendaaran LCGC (low cost green car) atau mobil murah dan ramah lingkungan telah dibuat oleh pabrikan seperti Mitsubishi serta Daihatsu. Dan sayangnya Mazda tidak mampu membuat kendaraan dengan kriteria tersebut.

Mazda CX 5 Tahun 2019
(sumber gambar: Motor Trend)

Memang Mazda sudah mencoba mengeluarkan mobil VX-1. Sayangnya, penjualan tidak begitu signifikan seperti dua manufaktur Mitsubishi serta Daihatsu.

Jumlah Dealer Sedikit

Masyarakat Indonesia tentu saja berpikir tentang perawatan mobil yang mereka beli. Ini yang menjadi pertimbangan lain ketika mereka membeli sebuah mobil. Dan yang menjadi kelemahan dari Mazda adalah kurangnya jumlah dealer. Di seluruh Indonesia, hanya terdapat 44 dealer. Ini sama seperti yang dimiliki oleh Ford.

Baca Juga:  5 Hal yang Harus Dilakukan oleh Agen Asuransi Sukses

Sedikitnya jumlah dealer membuat calon pembeli mobil keluaran Mazda berpikir ulang untuk membeli mobil tersebut. Anda bisa bandingkan dengan jumlah dealer merk mobil lainnya, contohnya saja brand Mitsubishi yang mencapai 250 dealer di seluruh Indonesia.

Image Mazda

Membangun image memang membutuhkan waktu yang lama. Masyarakat Indonesia sudah lama percaya dengan kendaraan buatan Mitsubishi serta Daihatsu. Sementara itu, kebanyakan masyarakat Indonesia menangkap image mobil keluaran Mazda sebagai mobil yang mahal dan perawatan yang sulit.

Apalagi jika melihat kenyataan bahwasanya jumlah dealer Mazda yang sangat tidak mencukupi. Hal ini pula yang membuat image Mazda tidak begitu bagus.

Tentu saja mungkin ada faktor lain yang membuat Mazda akhirnya angkat kaki dari Indonesia. Yang pasti, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa diambil dari hengkangnya Mazda di Indonesia. Temukan berita dunia otomotif lainnya dalam rubrik OTONews hanya di Pitstop.Otopedia.com

Apuy

Apuy

Menggeluti dunia content writter dan blogging sejak 2010 sebagai awal untuk memulai karir sebagai SEO Specialist pada 2012 hingga saat ini yang sudah meng-handle beragam dari berbagai industri dan bisnis. Berdoa, Berusaha dan Tawakal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.