Spam Like Terlalu Berlebihan
Selain media promosi, pada awalnya penggunaan sosial media sebenarnya berfungsi untuk menjaga komunikasi baik dengan teman, keluarga bahkan orang-orang baru. Kegunaannya tidak lain untuk bertukar infomasi maupun ide satu sama lain. Fitur yang tersedia di setiap media sosial tentu menjadi pendukung saat berkomunikas. Namun seiring berjalannya waktu, sosial media disalah gunakan untuk menebar toxic positivity.
Setiap orang berhak dalam penggunaan akun media sosialnya tanpa desakan, paksaan dan pengaruh orang lain. Termasuk ketika kita ingin memposting suatu foto, quotes, atau cerita. Dengan tersedianya fitur like, komen atau share akan memunculkan rasa yang lebih baik bagi kita pribadi.
Tujuan Like dalam Social Media
Penggunaan like menjadi salah satu contoh cara menebar kebaikan dengan menumbuhkan rasa “dukungan” pada diri seseorang melalui postingannya. Artinya ketika orang lain banyak yang like postingan kita, maka akan muncul rasa bahwa banyak orang yang sepakat dan berada dipihak kita.
Dibalik hal positif tersebut, terkadang ada segelintir orang yang kurang bijak dalam penggunaan like pada postingan orang lain. Penggunaan yang berlebihan menyebabkan kerugian dan rasa tidak nyaman yang ingin diatasi.
Ada pihak yang dengan sengaja like semua postingan kita dalam sekali waktu. Sehingga kita akan terima banyak sekali notifikasi dalam waktu itu juga dari satu orang saja. Itu artinya orang tersebut memberikan like tanpa tahu dan paham apa isi dari postingan kita. Hal ini biasanya disebut dengan toxic positivity.
Apa itu Toxic Positivity?
Toxic positivity adalah sebagai generalisasi berlebihan yang tidak efektif dari keadaan bahagia dan optimis di semua situasi. Sama seperti apa pun yang dilakukan secara berlebihan, ketika kepositifan (like) digunakan untuk menutupi atau membungkam pengalaman manusia, hal itu menjadi racun.
Spam like tidak sepenuhnya buruk, tapi kembali lagi, fungsi fitur like adalah untuk menunjukkan sikap positif. Perilaku positif yang berlebihan sama halnya tidak mengizinkan keberadaan perasaan tertentu, kita jatuh ke dalam keadaan penyangkalan dan emosi yang tertekan.