Menghindari Blighted Ovum
Ketika usia kehamilan memasuki tri semester pertama, Anda tentunya akan merasa bahagia dan senang bukan main. Namun, ada kondisi yang harus diwaspai oleh para ibu hamil saat usia kehamilan sudah memasuki bulan-bulan pertama. Sebab ada kalanya perkembangan janin tidak berjalan dengan sempurna dan menyebabkan blighted ovum. Blighted ovum adalah sebuah kondisi di mana perut sang ibu membesar akan tetapi tidak ada janin yang hidup di dalamnya. Penyebab kondisi ini adalah buruknya kualitas sperma dan sel telur sehingga pembelahan sel menjadi kurang sempurna. Tubuh sang ibu bisa membaca tanda-tanda tersebut sehingga menghentikan proses kehamilan dan janin menjadi tidak berkembang.
Seorang ibu hamil yang menderita blighted ovum akan tetap merasakan gejala-gejala kehamilan seperti mual, pusing, morning sickness dan lain sebagainya. Ketika dites dengan menggunakan test pack pun hasilnya akan positif. Akan tetapi, sel telur yang ada di dalam perut tidak berkembang sempurna dan berubah menjadi plansenta berisi cairan. Perut semakin membesar layaknya orang hamil tetapi tidak ada janin yang hidup di dalamnya. Biasanya, blighted ovum mulai bisa dideteksi ketika kehamilan memasuki usia 8-13 minggu dengan menggunakan USG.
Blighted ovum bisa menjangkiti ibu hamil karena beberapa alasan Di antaranya adalah infeksi TORCH atau Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes. Infeksi ini bisa menjangkiti ibu hamil yang memiliki kedekatan dengan kucing. Bisa juga menjangkiti ibu hamil yang kurang menjaga kebersihan makanan. Blighted ovum juga bisa menimpa ibu hamil yang terjangkit ACA (anticardiolipin) yang berujung pada pengentalan darah atau antiphospholipid. Sindrom ini cukup berbahaya karena imun tubuh kita secara ‘sadar’ mengentalkan protein yang ada di dalam darah sebagai sesuatu yang perlu dihilangkan karena dianggap membahayakan. Saat seorang ibu hamil mengidap ACA, pembuluh darah yang seharusnya mengedarkan darah ke janin akan membeku dan menyumbat jalur saluran makanan. Ini dia yang kemudian membuat janin menjadi tidak berkembang.
Oleh sebab itu, Anda harus rajin-rajin memeriksakan kandung di tri semester pertama. Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya Anda segera mengeluarkan plasenta dari dalam perut dengan kuretase. Hasil kuretase akan dianalisis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum sebab kondisi kehamilan kosong ini bisa saja berulang jika penyebabnya adalah infeksi atau antibodi sel pembentuk janin berhenti berkembang, namun kantung kehamilan akan terus berkembang. (Tr)